A. MODEL PEMBELAJARAN
Secara khusus, model diartikan
sebagai kernagka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
suatu kegiatan. Dalam pengertian lain model juga diartikan
sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe yang
merupakan moddel dari bumi tempat kita berada dan hidup sekarang ini.
Dalam uraiaan selanjutnya, istilah "model" digunakan
untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual. Atas
dasar pemikiran tersebut, yang disebut dengan "Model Pembelajaran"
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan serta melaksanakan aktifitas pembelajaran (Udin: 2001).
Dengan demikian, aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang tertata secara
sistematis.
1.
Kelompok Model Pengolahan
Informasi (The Information Processing Model)
Model
pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara- cara
memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini
memberikan kepada para siswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan
pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya
memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model
sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.
Secara umum banyak dari model pengolahan informasi
ini yang dapat diterapkan kepada sasaran belajar dari berbagai usia. Beberapa
model yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:
1.
Pencapaian konsep.
2.
Berfikir edukatif.
3.
Latihan penelitian.
4.
Pemandu awal.
5.
Memorisasi.
6.
Pengembangan Intelek, dan
7.
Penelitian ilmiah.
2.
Kelompok Model Personal (Personal
Models)
Disadari bahwa hidup manusia pada akhirnya terletak
pada kesadaran individu. Manusia mengembangkan kepribadian yang unik dan
melihat dunia dari sudut pandang unik pula yang merupakan hasil dari pengalaman
dan kedudukannya. Pengertian umum merupakan hasil kesepakatan individu yang
harus hidup, bekerja, dan membentuk lingkungan keluarga secara bersama-sama.
Model personal beranjak dari pandangan kedirian
atau selfhood dari
individu. Proses pendidikan ditujuakn untuk dapat memahami diri sendiri dengan
baik, mimikul tanggung jawab untuk pendidikan, dan lebih kreatif untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik.
Kelompok model personal memusatkan perhatian pada
pandangan perseorangan dan berusaha menggalakan kemandirian yang produktif
sehingga manusia menjadi semakin sadar dan bertanggung jawab atas tujuannya.
Model-model pembelajaran dalam kelompok ini diantaranya adalah:
1.
Pengajaran tanpa arah.
2.
Sinektiks.
3.
Latihan kesadaran.
4.
Pertemuan kelas.
3.
Kelompok Model Sosial (Social
Model)
Menekankan pada usaha
mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk
berhubu-ngan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang
demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas social. Inti dari
model sosial ini adalah konsep “synergy” yaitu
energy atau tenaga yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena
kehidupan masyarakat.
Hal yang harus dicatat ialah sinergi dapat
memberikan keuntungan. Oleh karena itu, model sosial merupakan bagian penting
dari proses pembelajaran secar keseluruhan. Kelompok model sosial ini
diantaranya:
1.
Investigasi kelompok.
2.
Permainan peran.
3.
Penelitian jurisprudensial.
4.
Latihan laboratoris, dan
5.
Penelitian ilmu sosial.
4.
Kelompok Model Sistem Perilaku (Behavioral
Systems Models)
Dibangun atas dasar
kerangka teori prilaku. Melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat
memecahkan masalah belajar melalui penguaraian prilaku ke dalam jumlah yang
kecil dan berurutan. Beberapa
model yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya:
- Belajar tuntas.
- Pembelajaran.
- Belajar kontrol diri.
- Latihan pengembangan keterampilan dan konsep, serta
- Latihan intensif.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola
kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien. Strategi
pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber bel ajar
dalam upaya membelajarkan peserta didik.
1.
Strategi
pembelajaran langsung
Strategi
pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru.
Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Kelebihan
strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan
utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar
kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis,
strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi
pembelajaran yang lain.
2. Strategi
pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering
disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak
langsung umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut
dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi
fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk terlibat.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Mendorong ketertarikan
dan keingintahuan peserta didik,
b. Menciptakan alternatif
dan menyelesaikan masalah,
c. Mendorong
kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang
lain,
d. Pemahaman yang lebih
baik,
e. Mengekspresikan
pemahaman.
Sedangkan
kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang, outcome sulit
diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik
perlu mengingat materi dengan cepat.
3. Strategi
Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran
interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik. Diskusi
dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun
cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
Kelebihan
strategi ini antara lain:
a. Peserta
didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial
dan kemampuan-kemampuan,
b. Mengorganisasikan
pemikiran dan membangun argumen yang rasional.
Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau
kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini
sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika
kelompok.
4. Strategi
Pembelajaran Empirik (experiential)
Pembelajaran
empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan
berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis
dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Kelebihan dari startegi ini antara
lain:
a. Meningkatkan
partisipasi peserta didik,
b. Meningkatkan
sifat kritis peserta didik,
c. Meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain.
Sedangkan kekurangan dari strategi ini
adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang
mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.
5. Strategi
Pembelajaran Mandiri
Belajar
mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya
adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok
kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggunggjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya
adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok
kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggunggjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
C. METODE PEMBELAJARAN
Metode
Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah
prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa
metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana
siswa-siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan secara bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik
belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dalam diskusi
terjadi interaks, tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan
siswa menjadi aktif.
2.
Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
Metode pemecahan masalah atau problem solving bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir
sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
3. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode
tradisional, karena sejak dulu dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam metode ceramah
dibutuhkan keaktifan guru dalam kegiatan pengajaran. Metode ini banyak
digunakan pada pengajar yang kekurangan fasilitas.
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan
kelemahannya sendiri-sendiri. Penggunaan metode yang variatif dan sesuai dengan
materi serta tujuan pembelajaran dapat membuat siswa senang dan termotivasi
untuk belajar. Metode tersebut harus dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dari uraian di atas, indikator-indikator dari
metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
·
membangkitkan
motif dan minat belajar siswa
·
mendidik
siswa belajar sendiri
·
membangkitkan
keinginan belajar lebih lanjut
·
meniadakan
verbalitas dalam penyampaian materi
4. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah
satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau
kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.
Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah
Dasar. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan
keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu,
dalam metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Metode Studi Kasus
Metode ini mengajarkan mahasiswa
berpikir induktif dengan meneliti kasus per kasus, untuk kemudian menarik
kesimpulan dan membuat teori atas kasus-kasus tersebut
Metode
ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu
kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Kemudiaan metode ini
dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi
baru dari suatu topic yang dipecahkan. Metode ini dapat dikembangkan atau
diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah
ini.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa
b. Mengembangkan kasus sangat mahal
6. Metode Bermain Peran
(Role Playing)
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah: guru
menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk
siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa
membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok,
bimbingan penyimpulan dan refleksi.
7. Metode Debat
Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa
menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar
untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan
oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya
begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan
menambahkannya bila perlu.
Model pembelajaran debat aktif merupakan modifikasi dari
model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus. Bagaimana membawa
suasana debat tersebut di pada jenjang pendidikan yang lebih rendah. Dimana
pelaku debat adalah siswa SD yang belum banyak menguasai konsep atau
argumentasi yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya.
8. Metode
Inkuiri
Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan
situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan.
Dalam situasi-situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan
menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang
mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang
teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen,
merancang dan membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di
atas.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri
adalah :
1. Keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
2. Keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
3. Mengembangkan
sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
9. Metode Tebak Kata (Cooperative
Learning)
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang
menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban
teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan
kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak
kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam
menanamkan konsep pelajaran IPS dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa
untuk bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton
dalam mata pelajaran IPS
Model pembelajaran Tebak Kata merupakan salah satu model
pembelajaran Cooperative Lerning, dengan proses pembelajaran yang menarik agar
siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam
menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa. Selain itu siswa juga diarahkan
untuk aktif, yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
10.Metode Belajar
Kelompok
Dalam metode
ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok
ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif
model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman
sekelompoknya.
11. Metode Fakta, Konsep
dan Generalisasi
Metode
yang dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi,
apabila ditarik suatu kesimpulan terhadap informasi harus didukung dengan
fakta-fakta yang ada untuk memberikan pembuktian terhadap kebenaran suatu
informasi.
Metode
pembelajaran yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu konsep dan
dari konsep-konsep membuat suatu generalisasi. Memahami ketiga unsur tersebut
sangatlah penting, karena untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan
tidak akan terlepas dari unsur fakta, konsep, dan generalisasi.
Tugas
guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan dengan
itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial dan
konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi
sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di kelas untuk
mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan
kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam
mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang
dikelolanya berjalan lancar.
D. KETERAMPILAN
PEMBELAJARAN
Keterampilan belajar
merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses
latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar
baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian
komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri
sebagai learner,
sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan karakteristik
belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua
orang).
Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan
pada strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan
lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan
dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan
keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di
sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan
diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan
jenjang pendidikan selanjutnya.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penetapan dan
pemanfaatan sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang
kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan.
Fungsi perencanaan secara umum meliputi kegiatan
menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, berapa waktu
yang akan dibutuhkan, berapa orang yang diperlukan dan berapa biayanya.
Melalui perencanaan yang telah dibuat, dapat
terbayangkan tujuan yang ingin dicapai, aktivitas atau proses yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan, saran dan fasilitas yang diperlukan, hasil
yang akan didapat, bahkan faktor kendala maupun unsur pendukung juga sudah
dapat diantisipasi.
2. Pengajaran Langsung
Model
pengajaran langsung (direct instruction) secara empirik dilandasi oleh teori
belajar yang berasal dari rumpun perilaku (behavior family). Teori belajar
perilaku menekankan pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat
diobservasi. Menurut teori ini, belajar bergantung pada pengalaman termasuk
pemberian umpan balik dari lingkungan. Prinsip penggunaan teori perilaku ini
dalam belajar adalah pemberian penguatan yang akan meningkatkan perilaku yang
diharapkan. Penguatan melalui umpan balik kepada siswa merupakan dasar praktis
penggunaan teori ini dalam pembelajaran.
Pemikiran mendasar dari model
pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian
tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pengajaran
langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu
kompleks.
3. Demonstrasi
Metode
demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif dalam membantu anak didik
untuk menjawab kebutuhan belajarnya
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang jelas dan benar yang
diperolehnya dari demonstrasi.
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat –
alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat –
alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling
pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi
proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan
objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan
konsep serta fakta yang memungkinkan.
4. Ekspositori
Menekankan
pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar kepada warga
belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai
tuntas. Expository
lebih tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif
yaitu berupa konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara
pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam
kegiatan belajar itu relatif banyak.
Keuntungan dari penggunaa Expository adalah sumber
belajar dapat menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana
yang sudah ditentukan, bahan belajar
yang diperoleh warga belajarnya sifatnya seragam yaitu diperoleh dari satu
sumber, melatih warga belajar untuk
menangkap, manafsirkan materi yang disampaikan oleh sumber belajar, target
materi pembelajaran yang perlu disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh
warga belajar dalam jumlah relatif banyak.
Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu
pembelajaran terlalu berpusat kepada sumber belajar sehingga terjadi
endominasian kegiatan oleh sumber belajar yang mengakibatkan kreatifitas warga
belajar terhambat. Kelemahan lain yaitu sulit mengetahui taraf pemahaman warga
belajar tentang materi yang sudah diberikan, karena dalam hal ini tidak ada
kegiatan umpan balik.
5.
Memberikan
Pertanyaan
Pada
hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran
maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan
adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan
lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti
atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan
antara lain adalah :
1. Menimbulkan rasa keingintahuan
2. Merangsang fungsi berpikir
3. Mengembangkan keterampilan
berpikir
4. Memfokuskan perhatian siswa
5. Mendiagnosis kesulitan belajar
siswa
6. Menkomunikasikan harapan yang
diinginkan oleh guru dari siswanya
7. Merangsang terjadinya diskusi dan
memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek
didik.
Keterampilan
bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang
sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa
akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian
siswa atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam
ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik
Bertanya, Jenis pertanyaan.
6. Evaluasi
Evaluasi proses pembelajaran
menekankan pada evalusi pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan,
keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat,
sikap serta cara belajar mahasiswa. Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi
hasil belajar antara lain mengguakan tes untuk melakukan pengukuran hasil
belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi
oleh setiap mahasiswa. Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran
tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi
pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi
manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial.
Hal ini didasarkan pada pemikiran
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan
komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis komponen
yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan
dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas
hasil pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar